Penatua MAXI DJ. A. HAYER, SH, MH, CCD, CPIR : Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat merupakan sebuah lembaga besar, karena itu mutlak diperlukan Proses Profiling Jemaat agar memudahkan Majelis Sinode membuat keputusan penting, termasuk proses mutasi pendeta.
Jakarta, mupeljakartapusat.org – Perhelatan besar Persidangan Sinode Raya ke – XXII Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) tinggal menghitung hari, tepatnya di minggu terakhir bulan Oktober 2025. Perhelatan yang akan dilangsungkan di Makassar tersebut kini menjadi pergumulan seluruh jemaat GPIB yang akan mengutus para peserta untuk bersidang, menetapkan berbagai berbagai materi persidangan yang telah dipersiapkan matang dengan proses panjang, termasuk memilih 11 orang Fungsionaris Majelis Sinode yang akan menakhodai bahtera GPIB kurun waktu lima tahun ke depan.
Sampai dengan hari ini, jumlah calon pemimpin yang sudah memperkenalkan diri untuk maju dalam kontestasi pemilihan Fungsionaris Majelis Sinode melalui website ini, berjumlah 30 orang, terdiri dari Pendeta, Penatua dan Diaken. Patut diancungi jempol, para kontestan yang akan ikut dalam perhelatan akbar Persidangan Sinode Raya, lebih berani dan terbuka untuk memperkenalkan diri. Apalagi website ini membuka diri untuk mengakomodir seluruh calon untuk memperkenalkan diri kepada jemaat GPIB. Inilah titik nol dimulainya proses transparansi yang dilakukan oleh Majelis Sinode GPIB saat ini untuk proses pemilihan fungsionaris Majelis Sinode GPIB yang akan memimpin GPIB lima tahun ke depan..
Hari ini, bertambah lagi satu orang kontestan yang akan ikut dalam perhelatan akbar PSR, Max Hayer, demikian panggilan akrab para koleganya di GPIB. Dari sejumlah gelar yang disandangnya, sudah pasti akan membentuk persepsi di kalangan jemaat GPIB bahwa sebagian besar waktunya digunakan untuk belajar guna meningkatkan kompetensi diri dalam menghadapi dinamika perjalanan hidup ke depan. Apalagi profesi keseharian yang ditekuninya, sebagai seorang pengacara yang membuatnya dikenal diberbagai kalangan masyarakat bukan hanya di lingkup jemaat GPIB. Kompetensi pribadi sebagai modal untuk ikut dalam proses kontestasi pemilihan Fungsionaris Majelis Sinode, tidak diragukan lagi. Justru, akan menimbulkan berbagai kekaguman dikalangan warga jemaat GPIB, bahwa dengan sejumlah gelar dan profesi yang menciptakan kesibukan kesehariannya, seorang Max masih mau menekuni pelayanan di gereja sebagai seorang penatua. Kerendahan hati yang diperlihatkannya menjadikan orang lain sangat nyaman berkomunikasi dengannya. Hal ini dirasakan sendiri oleh penulis ketika bertegur sapa dengan bung Max Hayer.
Berawal dari pertemuan yang tidak direncanakan sebelumnya, penulis bertemu dengan Bung Max Hayer dalam acara perayaan ulang tahun Pelayanan Kategorial Kaum Bapak (PKB) GPIB yang tahun ini dipusatkan di titik terselatan wilayah pelayanan GPIB, Kabupaten Cilacap Jawa Tengah, jemaat GPIB Galilea Cilacap.
Bung Max Hayer diundang oleh Dewan PKB untuk menjadi narasumber mendampingi Ketua Dewan PKB bung Tony Wenas guna menyampaikan materi dalam Talk Show berjudul : “Leadership dan Pelayanan” kepada kaum bapak. Penulis juga diundang oleh Dewan PKB sebagai narasumber pelatihan “Pembuatan Anggur Perjamuan Berbahan Dasar Bunga Rosela dan Kelor formula Alm. Profesor G.A. Wattimena Guru Besar IPB Bogor” kepada Kaum Bapak di jemaat GPIB Galilea. Ketika talkshow berlangsung, kaum bapak yang hadir sangat antusias dan mengajukan berbagai pertanyaan kepada kedua narasumber. Acara dipandu oleh bung Michael Roring dari Forum Komunikasi Kaum Bapak Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) selaku moderator. Talk Show berlangsung sangat dinamis karena bung Michael sangat piawai memandu acara. Bung Max Hayer hadir bersama koleganya dari Departemen GERMASA GPIB, bung Max Roring. Kata rekan-rekan Dewan PKB, dua Max ibarat panci dan tutupnya karena selalu hadir bersama dalam setiap event GPIB.
Setelah acara talkshow berakhir, dalam percakapan santai dengan bung Max, penulis bertanya kepada bung Max, tentang kesiapan beliau maju sebagai salah satu kontestan pada pemilihan Fungsionaris Majelis Sinode. Bung Max dengan kepolosannya bertutur bahwa rekan-rekan sepelayanan menghendakinya mengisi posisi Sekretaris II FMS GPIB. Sebagai warga jemaat GPIB saya siap menerima amanat dan kepercayaan, dimana pun rekan-rekan sepelayanan kehendaki.
Melayani pekerjaan Tuhan, merupakan pilihan utama saya, karena Tuhan sudah lebih dulu memberkati saya dan keluarga, demikianlah penuturan bung Max, mengakhiri percakapan kami. Gambar berikut merupakan hasil capture curiculum vitae bung Max, agar jemaat GPIB bisa mengenal kompetensinya. (ap)
Ketua Tim Kerja, Bapak Veren Pattinasarany ; Hanya karena Anugerah Tuhan Yesus, kegiatan Domino Charity…
Pendeta Abraham Ruben Persang; kita bersyukur Rapat Kerja Wilayah MUPEL Jakarta Pusat boleh terlaksana di…
Pendeta Jan Jona Lumanauw : “Hidup untuk Melayani sebagai Persembahan Yang Hidup" Jakarta, mupeljakartapusat.org – Pelaksanaan…
Jakarta, mupeljakartapusat.org – Bazaar MUPEL Jakarta Pusat resmi dibuka oleh Perwakilan Walikota Jakarta Pusat, hari Sabtu, 27…
Jakarta, mupeljakartapusat.org – Pada Hari Minggu, 22 Juni 2025 Badan Pelaksana MUPEL telah melakukan ibadah perkenalan Panitia…
Gagasan dan uraian ini ditulis sebagai bagian dari upaya memberi sumbangsih bagi kemajuan Bidang VI…