GPIB BETHESDA BERDUKA
Jakarta, Senin 24 Agustus 2020 sekitar pukul 20.00 malam datang berita duka dari Rumah Sakit Rajak (dahulu RS Thamrin-red) bahwa salah seorang Presbiter GPIB Bethesda – Ibu Winifred Nendisa 65 tahun menghembuskan nafas yang terakhir. Semua anggota jemaat GPIB Bethesda pun ikut berduka dengan berita ini. Ibu Poppy demikian sapaan akrab jemaat Bethesda terhadap beliau sangat bersahaja dan murah senyum dengan siapa saja. Masing-masing presbiter lalu bercerita tentang kenangan manis selama menjalani tugas pelayanan bersama beliau. Kita semua berduka dengan kepergiannya yang tertinggal hanyalah kenangan manis bersama beliau, demikian percakapan rekan-rekan presbiter.
Karena beliau meninggal dalam masa pandemi Covid19 maka semua protokol pemakaman beliau pun mengikuti aturan yang berlaku sehingga keinginan jemaat untuk mengantarkan beliau ke tempat peristirahatan terakhir pun tidak diperkenankan.
Bahkan semua presbiter dan karyawan gereja yang berinteraksi dengan beliau selama masa perawatan di rumah sampai dengan rumah sakit, tadi siang – 25 Agustus 2020 sekitar pkl 14.00 menjalani Rapid Test di konsistori gereja.
Keputusan ini diambil oleh Ketua Majelis Jemaat, Pdt Stephen G.R Sihombing, M.Th & Tim Satgas Covid19 Bethesda agar mencegah penyebaran Covid19 di lingkungan jemaat Bethesda. Ketua Majelis Jemaat kemudian menghubungi ketua Tim Satgas Sinodal, bapak Tommy Masinambow untuk melakukan rapid test.
Dengan cepat dan tanggap, Tim Satgas Covid19 Sinodal dibawah komando bapak Tommy Masinambow bersama bung Adri Manafe, bung Agust Patty dan dokter Griselda Aer – Koordinator Kesehatan Tim Satgas Covid19 Sinodal meluncur ke Gedung Gereja Bethesda untuk melaksanakan rapid test.
Rapid test yang dilakukan terhadap 16 orang termasuk Ketua Majelis Jemaat Bethesda dan hasilnya semuanya non reactive. Kemudian dokter Griselda kepada Tim Satgas Covid19 Bethesda – Bung Wiem Tomasoa mengatakan bahwa pemeriksaan ulang harus dilakukan 7-8 hari yang akan datang, tidak boleh lebih. Bung Wiem mengiyakan dan mengakhiri percakapan dengan dokter Griselda karena beliau terburu-buru untuk menjalankan tugasnya di tempat kerjanya. (ap)