Mencari Pemimpin GPIB Yang Visioner (23)
Pnt.Steven Tunas: “Jadi Contoh, Gaungkan Ugahari“
Jakarta, mupeljakartapusat.org – Melaksanakan tugas panggilan dan pengutusan secara sungguh-sungguh dalam pelayanan akan kelihatan hasilnya, dimana Tuhan akan memampukan setiap orang yang dengan setia selalu hadir melayani-Nya dalam keadaan apapun dan dalam situasi dan kondisi apapun dimana dia berada.
Dalam wawancara penulis dengan salah satu kandidat Ketua IV MS.GPIB-XXII, Penatua Steven Tunas melalui WA Call, 4 Mei 2025, mengenai pemilihan Majelis Sinode yang akan berlangsung di Makassar. Berikut petikan wawancaranya.
Bersediakah Bung Steven, untuk maju sebagai Ketua IV ?
Kita jalani saja, kalau memang ada permintan, dukungan untuk menjalankan tugas pelayanan ini dan yang pasti apapun dipercayakan, saya akan menjalankan dengan sebaik-baiknya dan mensyukuri berkat Tuhan.
Adakah suara – suara yang mengutus atau bagaimana?
Kemungkinan besar iya, doakan saja diutus oleh GPIB jemaat Kinasih Banten.
Apakah Mupel Banten mendukung atau ada yang lain ?
Terakhir saya ikut PST di Salatiga sebagai utusan Mupel, disana ada pembicaraan tentang dukungan, ada beberapa yang bertanya apakah akan maju, juga dukungan KMJ di Mupel Banten maupun lintas mupel.
Sekarang keuangan kita, kita tahu bersama pada waktu PST Salatiga, bagaimana jika terpilih sebagai Ketua IV ?
Kita tidak bisa membalikkan telapak tangan untuk mengatasi ini, perlu perjuangan, ini masalah trust, kepercayaan yang ada dari jemaat – jemaat. Keuangan ini harus dikelola dengan cermat, hati-hati, berusaha untuk tidak besar pasak dari pada tiang, tidak lebih banyak pengeluaran dari pendapatan sehingga 351 jemaat madiri bisa percaya pada Majelis Sinode. Kalau nantinya saya menjadi bagian dari yang dipercaya saya akan melakukan pendekatan kepada semua jemaat, berusaha jadi contoh dalam hal kegiatan, menggaungkan keugaharian, anggaran–anggaran dipangkas, efisiensi, agar jemaat percaya dan akhirnya semua persepuluhan akan dibayarkan secara jujur, kontribusi dibayar tepat waktu.
Tugas jangka pendek yang akan dilakukan adalah merangkul seluruh potensi warga jemaat, melibatkan mereka, keterbukaan dalam laporan keuangan dsb dijelaskan dengan sangat baik pengeluarannya dan pendapatannya.
Kalau tugas jangka menengah dan panjang adalah menyelesaikan yang berkembang di PST Salatiga tentang penyesuaian gaji, uang pensiun yang dibayarkan tidak sesuai SK dan GPIB sebagai pendiri dana pensiun harus menyiapkan dana sekitar 20 M untuk pembayaran dana pensiun pendeta emeritus dan karyawan dan juga pengembangan UMKM lewat marketplace (aplikasi) tempat pertemuan warga jemaat GPIB yang kurang lebih 600.000 jiwa di 351 jemaat, 25 Mupel dan di 26 propinsi.
Bagaimana mengatasi defisit anggaran yang terjadi ?
Pegawai-pegawai GPIB yang baru lebih banyak dibanding yang emeritus, itu tentu menambah beban anggaran dan disisi lainnya pendapatan kita tidak naik malah turun karna efek dari covid, bukan karna boros, bukan karna anggaran tidak digunakan semestinya, bukan, tapi kenyataannya kesulitannya disitu dan ini PR yang berat dan bisa diatasi kalau kita berjalan bersama – sama dalam satu tujuan.
Langkah yang cepat dengan memanfaatkan aset-aset, bekerjasama dengan pihak ketiga sehingga mendapatkan sumber pendanaan baru dan kita tidak bicara soal pengalihan atau penjualan aset dan menghimbau jemaat-jemaat yang mampu agar memberikan persepuluhan yang sesuai.
Langkah jangka panjang kita harus bisa menghimpun dana abadi puluhan milyar sehingga dari bunga atau dari hasil investasinya bisa membiayai PKA.(JP)