Mencari Pemimpin GPIB Yang Visioner (20)
Pnt. Louna Ticoalu: “Kadang Kita Langsung Lari“
Jakarta, mupeljakartapusat.org – Pasti Tuhan punya rencana, terserah Tuhan-lah, segala sesuatu kalau memang ada pekerjaan yang dikerjakan, pasti dikerjakan, tapi kalau misalkan mencalonkan diri, ngak! Aku tidak mau mencalonkan diri tetapi kalau Tuhan suruh, Tuhan kasih tugas, tugas itu aku kerjain.
Keterpanggilan dan motivasi untuk menjadi Sekretaris II FMS–GPIB yang ke – XXII, karna PPSDI dan PPK itu bidangku, kalau di PEG terkait dengan aset–aset, terkait dengan keuangan, perbendaharaan dulu punya basic disitu, jadi pahamlah, bagaimana kita menjaga, melindungi aset, perkembangan aset GPIB dan segala macam itu, memang harus disiplin untuk memantau dan membereskannya dan mengembalikan semua apa yang menjadi hak kita.
Dan suara–suara yang mendukung saya sudah dari periode yang lalu, hanya secara ketentuan Tata Gereja harus dua kali menjadi PHMJ dan suara–suara itu kembali untuk mengusung dan jika Tuhan berkenan, ya pasti dikerjakan.
Selain meng-handle dan bekerjasama dengan Ketua III dan Ketua IV sesuai pembidangannya, pekerjaan dasarnya kita melihat seperti apa, dan yang utama harus punya suatu kesamaan persepsi dalam pekerjaan ini, nanti jalannya beda-beda. Kelemahan kita, kadang kita langsung lari tidak satu pandangan, namun untuk kerjasama harus ada komitmen bersama yang harus kita rumuskan dengan tupoksi masing – masing yang harus dikuasai agar jangan lari kemana-mana setelah itu kreatifitas kita sesuaikan dengan amanat persidangan dan tindak lanjuti tidak sekedar omon–omon doang.
Aktifitas di MS terlalu menjerat sehingga tidak bisa lagi think tank karna terlibat sangat dalam di rutinitas dan sebenarnya sebagai think tank strategi dan konsep harus ada di Majelis Sinode, ini yang harus dipikirin, terlalu banyak terlibat dalam rutinitas waktu akan habis, kita mengambil contoh denominasi lain, bisa kreatif, bisa mikirin yang belum kita pikirin, kita ngak punya energi, kita harus pikirin gimana energi bisa disalurkan dengan hal–hal yang hightlight show. MS sudah di level yang paling tinggi tapi kita masih tertarik untuk mengerjakan hal–hal bukan hightlight show, kita seperti dipaksakan, kita ngak pernah persiapkan diri dan ini kelemahan kita.(JP)