KP3 PKB Mupel Jakarta Pusat Menyelenggarakan Pelatihan Pembuatan Anggur Rosella.
Jakarta, mupeljakartapusat.org – Gajah mati meninggalkan gading, begitulah ungkapan pepatah usang yang terus berlaku hingga detik ini. Manusia mati meninggalkan karya-karyanya. Ungkapan ini sangat pantas disematkan kepada Almarhum Professor G.A. Wattimena – Guru Besar IPB Bogor yang juga anggota jemaat GPIB Zebaoth Bogor. Semasa hidupnya sang professor yang juga Ahli Kentang Indonesia dan Ketua Asosiasi Kelor Indonesia melahirkan banyak karya ilmiah yang bermanfaat bagi negeri ini. Dalam bidang Gerejawi, beliau dipercayakan oleh Majelis Sinode GPIB untuk memimpin Unit Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (UP2M) GPIB bersama-sama DR. Lenny Syafei dan Pendeta Cor Wairatta dan berada dibawah koordinasi Departemen Pelayanan dan Kesaksian (Pelkes) GPIB.
Sang Professor semasa hidupnya meramu dan melahirkan suatu produk yang beliau impikan digunakan oleh seluruh jemaat GPIB untuk kegiatan sakral gerejawi (Perjamuan Kudus) yakni minuman anggur yang terbuat dari “Bunga Rosella dan Kelor”. Dalam percakapan penulis dengan beliau semasa hidupnya, beliau membutuhkan waktu 2 tahun bekerja di laboratorium untuk menghasilkan produk ini.
Dalam berbagai kesempatan selama menjadi Ketua UP2M, sang Professor memberikan pelatihan pembuatan anggur kepada Jemaat GPIB pada setiap kegiatan Safari Pelkes GPIB. Kini upaya beliau dilanjutkan oleh DR. Lenny Syafei dkk memberikan pelatihan pembuatan anggur rosella kepada jemaat GPIB. Dalam kegiatan bulan Pelkes Juni 2020 DR. Lenny Syafei memberikan pelatihan pembuatan Anggur Rosella kepada Jemaat GPIB secara daring melalui Kanal Youtube Departemen Pelkes. Kegiatan ini berdampak positif dan mempunyai efek domino kepada Jemaat GPIB.
Dikatakan demikian karena setelah pelatihan tersebut, lahirlah pelatihan-pelatihan serupa yang dilakukan oleh Jemaat GPIB. Persekutuan Kaum Bapak (PKB) Jemaat GPIB Paulus Jakarta Pusat misalnya, pada bulan Desember 2020 melakukan pelatihan serupa, dipandu oleh Bung Agust Patty yang sebelumnya telah melakukan ujicoba produksi anggur “Bunga Rosella & Kelor” sebanyak 7 kali dan berniat meneruskan mimpi sang professor untuk membagi ilmunya kepada Jemaat GPIB. Seyogianya kegiatan tersebut harus dipandu oleh UP2M Jemaat Paulus yang bernaung dibawah Bidang Pelayanan dan Kesaksian (Pelkes) Jemaat Paulus tapi karena minimnya informasi dan koordinasi dengan UP2M Jemaat jadinya kegiatan tersebut berlangsung tanpa kehadiran UP2M Jemaat Paulus. Namun demikian, kita melihat dari sisi positifnya saja tanpa harus melakukan diskursus tentang siapa yang seharusnya melaksanakannya. Prinsipnya ada transfer pengetahuan (knowledge), karena terkadang dalam beberapa kondisi pada jemaat tertentu akibat rumitnya koordinasi dan komunikasi, ada banyak kegiatan yang tidak jalan sehingga merugikan jemaat itu sendiri.
Kini, Koordinator Pelaksanaan Program Pelkat (KP3) PKB Mupel Jakarta Pusat Bung Mayos Siahaya kembali melakukan pelatihan pembuatan anggur dari “Bunga Rossela & Kelor” kepada Pelayanan Kategorial (Pelkat) Persekutuan Kaum Bapak (PKB) 12 Jemaat dalam lingkup Musyawarah Pelayanan (Mupel) Jakarta Pusat pada hari Sabtu, 12 Juni 2021 di Ruang Aula GPIB Paulus. Hadir diantara perwakilan 12 jemaat dalam lingkup Mupel Jakarta Pusat, Ketua II Badan Pelaksana Mupel bung Pitto Fransino Latuheru. Kegiatan ini dapat terselenggara karena adanya dukungan dari PHMJ GPIB Paulus melalui Ketua III Bidang Pembinaan dan Pengembangan Sumber Daya Insani (PPSDI) Bung Edo Manalu. KP3 PKB Bung Mayos dalam sambutan pembukaan mengatakan bahwa kegiatan pelatihan ini untuk memberikan pengetahuan kepada kaum bapak guna mengembangkan peluang usaha kreatif dalam menghadapi kondisi sulit di masa pandemi Covid-19.
Pendapat senada dikemukakan juga oleh Ketua III PHMJ GPIB Paulus bung Edo Manalu ketika diminta kesediaannya oleh KP3 Mupel Jakarta Pusat untuk menyampaikan sambutan. Bahkan Bung Edo, demikian sapaan akrab jemaat kepada beliau, menginginkan agar peserta yang ikut dalam pelatihan kali ini membentuk komunitas untuk terus berbagi dan bertukar pendapat untuk mengembangkan usaha kreatif guna membantu kaum bapak yang terdampak pandemi Covid-19. Bung Edo malah menyarankan agar komunitas ini melakukan pelatihan berikutnya yakni “Membangun Ketrampilan Teknis untuk melakukan Service Air Condition” bagi kaum bapak karena potensi pasar yang sangat besar di lingkup jemaat. Sejujurnya kita harus akui bahwa kalau berbicara tentang pembinaan dan pengembangan potensi sumber daya insani di gereja, bidang PPSDI lah yang harus banyak berperan tanpa melupakan koordinasi dengan UP2M yang bernaung dibawah bidang Pelkes. (ap)